PROFIL DESA

Senin, 13 Juni 2016

SAFARI RAMADHAN

SAFARI RAMADHAN PEMDES BEDALI
Pada saat bulan Ramadhan tiba biasanya ini menjadi jembatan untuk lebih dekat kepada ALLAH SWT, Serta Manfaat Bagi Masyarakat adalah adanya kedekatan pemerintah dengan seluruh lapisan masyarakat atau kedekatan antara masyarakat dengan masyarakat. Yang mana dalam bulan Ramadhan banyak kegiatan yang bersifat kolektif, misalnya kegiatan berbuka atau shalat tarawih, sehingga dapat mempermudah berkomunikasi secara lebih massif, efektif dan efisien tanpa harus mengumpulkan massa atau masyarakat.

DEKLARASI STOP BAB SEMBARANGAN

DEKRARASI STOP BAB SEMBARANGAN
WHO/UNICEF 2014 mencatat 55 juta penduduk di Indonesia masih memiliki perilaku BAB sembarangan. Akibatnya setiap tahun lebih dari 370 balita Indonesia meninggal akibat perilaku buruk BAB sembarangan.  Selain penyakit, akibat perilaku tidak sehat itu  juga diyakini menghambat pertumbuhan fisik kanak-kanak. Menyadari bahaya perilaku tidak sehat tersebut, masyarakat Desa Bedali  Kecamatan Ngancar  Kabupaten Kediri  mendeklarasikan stop buang air besar sembarangan.
Pemerintah daerah mengenalkan program pemicuan. Sebuah program untuk membebaskan diri dari kebiasaan buang air besar. Pemicuan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Program tersebut menggunakan dana bantuan operasional kesehatan (BOK) puskesmas.
Awalnya masyarakat dikumpulkan. Petugas menawarkan program kesehatan. Masyarakat yang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi, termasuk menyediakan biaya dan bahan penunjang lainnya dengan konsep DOM.
“Informasi diberikan dalam suasana gembira, cair, tanpa tekanan. Merekalah yang secara mandiri kemudian menetapkan keputusan program penghentian BAB sembarangan. Setelah masyarakat satu desa tidak BAB sembarangan, baru diselenggarakan deklarasi desa terbebas dari BAB sembarangan”, ujar dr. Heri Cahyono Kepala Puskesmas Ngancar
Pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah adalah menanamkan kesadaran kolektif bahwa sanitasi adalah masalah bersama. Penyelesaiannya butuh peran serta semua masyarakat. Istilah populernya ‘dari, oleh dan untuk masyarakat (DOM)’. Pendekatan ini selaras dengan program pemerintah pusat yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Salah satu program utamanya adalah  stop buang air besar sembarangan.
Pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat ini tidak menjanjikan insentif modal dan tidak ada pola khusus yang diberikan. “Semuanya mengalir, alami, tidak ada paksaan, dan hebatnya hampir semua masyarakat ikut berpartisipasi”, kata dr Heri

Menurutnya masyarakat diminta membuat peta tempat buang air besar. Peta tersebut dapat digambar di atas tanah, atau sebuk gergaji atau bahan apapun yang tersedia Mereka menentukan beberapa tempat yang biasa dipakai buang air besar. Bersama-sama masyarakat menentukan titik-titik tersebut. Berikutnya petugas memberi penjelasan berapa banyak volume tinja yang mereka buang. Juga bahaya bakteri ecoli yang ada dalam tinja bagi kesehatan manusia. Apalagi masyarakat membuang BAB di sungai. Masyarakat yang tinggal di hilir berpotensi terpapar penyakit dari kotoran tesebut.