|
DEKRARASI STOP BAB SEMBARANGAN |
WHO/UNICEF 2014 mencatat 55 juta penduduk di Indonesia masih
memiliki perilaku BAB sembarangan. Akibatnya setiap tahun lebih dari 370 balita
Indonesia meninggal akibat perilaku buruk BAB sembarangan. Selain
penyakit, akibat perilaku tidak sehat itu juga diyakini menghambat
pertumbuhan fisik kanak-kanak. Menyadari bahaya perilaku tidak sehat tersebut,
masyarakat Desa Bedali Kecamatan Ngancar
Kabupaten Kediri mendeklarasikan stop buang air besar
sembarangan.
Pemerintah
daerah mengenalkan program pemicuan. Sebuah program untuk membebaskan diri dari
kebiasaan buang air besar. Pemicuan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari
Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Program tersebut menggunakan dana bantuan
operasional kesehatan (BOK) puskesmas.
Awalnya
masyarakat dikumpulkan. Petugas menawarkan program kesehatan. Masyarakat yang
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi, termasuk menyediakan biaya dan
bahan penunjang lainnya dengan konsep DOM.
“Informasi
diberikan dalam suasana gembira, cair, tanpa tekanan. Merekalah yang secara
mandiri kemudian menetapkan keputusan program penghentian BAB sembarangan.
Setelah masyarakat satu desa tidak BAB sembarangan, baru diselenggarakan
deklarasi desa terbebas dari BAB sembarangan”, ujar dr. Heri Cahyono Kepala
Puskesmas Ngancar
Pendekatan
yang dilakukan pemerintah daerah adalah menanamkan kesadaran kolektif bahwa
sanitasi adalah masalah bersama. Penyelesaiannya butuh peran serta semua
masyarakat. Istilah populernya ‘dari, oleh dan untuk masyarakat (DOM)’.
Pendekatan ini selaras dengan program pemerintah pusat yakni Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). Salah satu program utamanya adalah stop buang
air besar sembarangan.
Pelaksanaan
program sanitasi berbasis masyarakat ini tidak menjanjikan insentif modal dan
tidak ada pola khusus yang diberikan. “Semuanya mengalir, alami, tidak ada
paksaan, dan hebatnya hampir semua masyarakat ikut berpartisipasi”, kata dr
Heri
Menurutnya
masyarakat diminta membuat peta tempat buang air besar. Peta tersebut dapat
digambar di atas tanah, atau sebuk gergaji atau bahan apapun yang tersedia
Mereka menentukan beberapa tempat yang biasa dipakai buang air besar.
Bersama-sama masyarakat menentukan titik-titik tersebut. Berikutnya petugas
memberi penjelasan berapa banyak volume tinja yang mereka buang. Juga bahaya
bakteri ecoli yang ada dalam tinja bagi kesehatan manusia. Apalagi masyarakat
membuang BAB di sungai. Masyarakat yang tinggal di hilir berpotensi terpapar
penyakit dari kotoran tesebut.